Your.Specials.Here

Your content here...
Aenean leo ligula, porttitor eu, consequat vitae, eleifend ac, enim. Aliquam lorem ante, dapibus in, viverra quis, feugiat a, tellus. more...

Tesis, Antitesis, Sintesis Hegel dalam Pendidikan di Indonesia

Minggu, 19 Desember 2010

George Wilhem Friederich Hegel (1770-1831) menunjukkan sebuah dialekta berfikir yang dikenal sebagai "tesis-antitesis-sintesis" dalam penelusuran sebuah ide. Suatu pemikiran awal (tesis) akan memicu munculnya pemikiran lawan (antitesis) yang menawarkan proses yang lebih baik dan cenderungan berlawanan dengan tesis sebelumnya. Keduanya melebur menjadi sebuah sintesis. Sintesis ini menjelma sebagai tesis yang akan ditantang atau disempurnakan lagi oleh antitesis selanjutnya. Pola ini terus berulang hingga dirasa cukup atau tidak terbantahkan lagi, yang mana ini pun sesuatu yang sulit diterima.
Diawali dengan pemikirran yang sudah diterima umum (tesis) tentang pendidikan adalah hak semua warga dan pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pendidikan ke arah pendidikan, ke arah...... (maaf belum selesai/tolong temen selesaikan sendiri....

PTK

Sabtu, 04 Desember 2010


METODE “RESTU DENGAN MOGI” EFEKTIF TINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KD MENGANALISIS PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK SOSIAL PADA SISWA KELAS XI  DI  SMA NEGERI 1 KRAMAT TAHUN PELAJARAN 2009-2010.

Oleh : Imam Sujarwanto

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Praktek pembelajaran di kelas hendaknya tidak menitikberatkan pada penguasaan materi dengan memaksa siswa untuk menghafal materi. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar baik secara pribadi maupun kelompok. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat dan menarik dimana siswa dapat belajar secara individu maupun berkelompok, dapat bertanya meskipun guru tidak bertanya langsung dan mengemukakan pendapatnya secara bebas.Sehingga diharapkan siswa akan memiliki pengetahuan yang bukan hafalan dan mampu berfikir kritis sehingga mendapatkan pretasi belajar yang lebih baik.
Banyak metode yang bisa dipakai dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk belajar baik secara individu maupun kelompok, di antara metode tersebut adalah metode resitasi dan metode tugas. Sedangkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menyelidik, menganalisis dan menemukan sendiri konsep-konsep yang sedang dipelajari sehingga pembelajaran lebih bermakna adalah group investigasi (group investigation).
Menurut data hasil ualangan harian siswa pada pokok bahasan Konflik Sosial dan Integrasi Sosial kelas XI IPS 3 diperoleh gambaran bahwa dengan KKM 72 diperoleh informasi 25 anak belum tuntas (59,52 %). Nilai tertinggi 88 dan nilai terrendah 43 serta rata-rata 69. Rendahnya prestasi belajar yang raih siswa tersebut dikarenakan siswa belum mampu berfikir secara kritis sehingga ketika diberi soal soal penalaran mereka tidak bisa menjawab dengan baik.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan penerapan metode dan model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna. Adapun metode dan model pembelajaran yang dipilih oleh peneliti dalam peningkatan prestasi belajar siswa adalah metode resitasi dan tugas (selanjutnya disingkat dengan nama RESTU) dengan model pembelajaran group investigasi (disingkat dengan nama MOGI)

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan urutan latarbelakang diatas dapat dirumuskan permasalahan :
1.      Apakah dengan menggunakan metode “Restu” dengan “Mogi” dapat meningkatkan motivasi belajar sosiologi pada KD menganalisis penyebab terjadinya konflik sosial pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kramat?
2.      Apakah dengan menggunakan metode “Restu” dengan “Mogi” dapat meningkatkan prestasi belajar sosiologi pada KD menganalisis penyebab terjadinya konflik sosial pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kramat?

C.     Tujuan Penelitian
Yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.      Untuk mendapatkan gambaran peningkatan motivasi belajar  sosiologi pada KD menganalisis penyebab terjadinya konflik sosial Siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kramat  setelah menggunakan metode “Restu” dengan “Mogi”.
2.      Untuk mendapatkan gambaran peningkatan prestasi sosiologi pada KD menganalisis penyebab terjadinya konflik sosial pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kramat  setelah menggunakan metode “Restu” dengan “Mogi”.

D.    Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan kerjasama dan mengembangkan kreativitas.
Sedangkan bagi guru dapat menambah variasi strategi pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

Demokrasi, Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat : Mengapa Kekuatan Rakyat Sering Diabaikan....

Jumat, 26 November 2010

Pada tulisan ini, akan dibahas tentang demokrasi menurut tinjauan filsafat. Berangkat dari logika berfikir filsafat yang berakar dari pemikiran ontolgi, epsitemologi dan aksiologi.
Berbicara tentang demokrasi tidak lepas dari pencetus demokrasi yaitu Socrates. Walaupun kenyataannya Socrates menentang demokrasi yang saat itu diterapkan di negaranya. Bahkan Socrates harus membayar mahal dengan kehilangan nyawanya setelah menentang pelaksanaan demokrasi di negaranya. Saat itu Socrates beranggapan bahwa yang layak untuk menjadi pemimpin adalah orang-orang yang bijak, cendekia, arif yang notabene adalah para filosuf itu sendiri.
Demokraasi itu adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka menurut ontologinya rakyatlah yang harus berkuasa. Berkuasanya rakyat dipilih karena kebaikannya, kecerdasannya, kejujurannya, kekuatan moralnya, dan kompetensi-kompetensi lain yang seharusnya dimiliki. Sehingga ketika ia melakukan tugasnya mampu membawa amanat rakyat yang memilihnya. Setelah itu wakil rakyat harus bekerja untuk mewujudkan cita-cita rakyat agar rakyat yaitu tercapainya kesejahteraan hidup. Wakil rakyat harus terbebas dari aksidensia. Aksidensia adalah segala sesuatu yang menghalangi nilai-nilai normatif. Bentuk aksidensia tersebut antara lain adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang menghalangi jalannya tugas. Kepentingan-kepentingan yang berasal dari keluarga, kelompok, atau parpolnya harus dapat dikalahkan ketika berhadapan dengan kepentingan rakyat banyak.